Keagungan Mahamantra Hare Krishna ||VedantaBook

Keagungan Mahamantra Hare Krishna


Keagungan Mahamantra Hare Krishna ||VedantaBook

Keagungan Mahamantra Hare Krishna dijelaskan dalam kitab kitab suci  Hindu Sanatana Dharma pada kitab Veda khusus nya pada bagian kitab Upanisad yaitu dalam hal ini Kalisantarana Upanisad. 
 
Mahamantra Hare Krishna adalah mantra suci Hindu  Sanatana dharma yang keagungannya melebihi Mahamantra Gayatri Mantram. Mahamantra Hare Krishna sangat cocok  digunakan untuk bermeditasi dan berjapamala maupun Kirtanam yaitu menyanyikan pujian nama suci Tuhan secara beramai ramai. 
 
Pada jaman kali yuga sangat disarankan bagi bhakta vaisnava dharma untuk melakukan Samaranan menyebut nama suci tuhan Krishna dan Berjapamala sebanyak 16 putaran, jika mampu bisa sampai  24 putaran genitri, genitri yang di sarankan adalah genitri yang terbuat dari pohon suci Tulasi Devi yang sangat disukai oleh Tuhan Krishna. Berikut ini adalah penjelasan keagungan Mahamantra Hare Krishna yaitu:

kalisantarana upanisad yaddhivyanāma smaratāih sarhşāro gospadāyatesvã navyabhaktir bhavati tadrāmapadam āsraye
 
kali -zaman Kali, zaman kemerosotan dan kemunafikan, juga disebut zaman besis; santarana-menyeberangkan; upanişad pengetahuan spiritual (pengetahuan keinsafan diri/ untuk menginsafi identitas diri yang sejati); yaddhivyanāma-ber kaitan erat dengan nama suci Tuhan; smaratām-mengingat;sarmsärah-kehidupan material (kelahiran dan kematian);gospadāyate-mempermaklumkan (memperdengarkan) dengan baik; svā-sendiri; navyabhaktir--sembilan cara bhakti yang dianjurkan; bhavati-menjadi; tadrāmapadam--tempat kebahagiaan itu (tempat pembebasan); āsraye-tempat ber-lindung, sebagai sumber dan tempat sandaran segala sesuatu. 
 
Inilah Kalisantarana Upanişad, amanat spiritual yang berkaitan erat dengan Nama Suci Tuhan, dan Nama Suci Tuhan itu sendiri dipermaklumkan sebagai yang dapat membangkitkan sembilan cara bhakti guna menyeberangi lautan kesengsaraan kelahiran dan kematian, mencapai pembebasan di tempat yang memberikan segala perlindungan dan sumber segala sesuatu bersandar. Kata Upanisad Adalah pengetahuan yang disampaikan oleh seorang Guru, yang telah menguasai pengetahuan dari kitab-kitab Veda, kepada muridnya, yang duduk di dekatnya. 

Upanisad juga dikenal sebagai Vedanta atau kesimpulan dari kitab-kitab Veda. Kalisantarana Upanisad yang merupakan bagian dari Krishna Yajur Veda mengajarkan kepada kita untuk melakukan japa (pengucapan berulang-ulang) nama-nama Hari, Krishna dan Rama. Kalisantarana Upanisad menyatakan bahwa mantra ini adalah cara terbaik untuk mengatasi pengaruh buruk Kali-yuga. Mantra ini dapat diucapkan tanpa batasan dan ketentuan, baik seseorang berada dalam keadaan bersih, atau suci, ataupun tidak.

"Buah matang dari pohon kesusastraan Veda'", yakni Srimad-Bhägavatam (Bhägavata Purāņa) menganjurkan pengucapan nama-nama suci Krishna, dan dengan demikian menggemakan ajaran Upanisad:

kaler doşa-nidhe rājann asti hy eko mahän gunah kirtanād eva krsnasya mukta-sangah pararm vrajet 
 
Wahai Raja, walaupun Kali-yuga adalah lautan dosa, masih ada satu sifat baik mengenai zaman tersebut: Hanya dengan mengucapkan mahā-mantra Hare Krsna, seseorang dapat terbebas dari belenggu material dán diangkat ke kerajaan spiritual. (Srimad-Bhāgavatam 12.3.51) 
 
krte yad dhyāyato vişnurm tretāyārh yajato makhaih dväpare paricaryāyāin kalau tad dhari-kirtanāt 
 
Hasil apa pun yang dicapai pada Satya-yuga melalui meditasi kepada Vişnu, pada Tretã-yuga dengan cara melaksanakan korban-korban suci, dan pada Dvāpara-yuga dengan cara melayani kaki-padma Tuhan, dapat dicapai pada Kali-yuga hanya dengan mengucapkan mahā-mantra Hare Krsņa. (Srimad Bhägavatam 12.3.52
 
 
om sa ha nävavaty iti sântih hari om dväparănte närado brahmāņam jagāma katham bhagavan gäm paryatan-kalim santareyam iti sa hovaca brahmā sädhu prsto asmi sarvaśrutirahasyam gopyam tacchrunu yena kalisahsāram tarişyasi bhagavata ādipuruşasya nārāyanasya nāmoccāranamātrena nirdhrta kalir-bhavati naradah punah papraccha tannāma kim iti sahovaca hiranyagarbhah hare krsna hare krsna, krsna krsna hare hare hare rama hare rāma, rāma rāma hare hare iti sodaśakam nāmnmām kalikalmaşanāsanam nätah parataropāyah sarvavedeşu drśyate iti sodaśakalāvrtasya jivasyāvarana-vināsanam tatah prakāsate param brahma meghāpāye raviraśmi- mandaliveti punarnäradah papraccha bhagavan ko asya vidhir iti tam hovaca nāsya vidhir iti sarvadā Suciraśucir va pathan brähmanah salokatāh samipatām sarüpatām sāyujyatārm eti yadāsya sodasikasya särdhatrikoțir japati tadä brahmahatyām tarati tarati virahatyām svarna steyātpüto bhavati pitydeva-manuşyānāmapakārāt püto bhavati sarvadharma-parityāga-pāpāt-sadyah śucitām äpnuyāt sadyo mucyate sadyo mucyate ityupanişat harih om tat sat onh sa ha nāvavatviti sāntih iti śri-kali-santaranopanişat samāptā 
 
Atas karunia Personalitas Tuhan Yang Maha Esa, semoga di sembilan penjuru mata-angin senantiasa damai, adanya. Segalapujian kepada Srī Hari, Tuhan Yang Maha Esa. Tersebutlah pada akhir zaman Dväpara, Maharesi Närada datang menghadap Dewa Brahmā setelah bertualang ke seluruh dunia, lalu bertanya, 
 
"Wahai guru hamba yang mulia, bagai-manakah caranya agar seseorang dapat melepaskan diri dari pengaruh buruk zaman Kali?'" 
 
Dewa Brahmā menjawab: 
"Pertanyaanmu sangatlah baik. Aku akan mengungkap kepadamu rahasia yang paling rahasia dari seluruh Sruti Sastra (Rg Veda, Yajur Veda, Säma Veda, Atharva Veda, dsb.), dengan mana seseorang akan dapat me-nyeberangi kesengsaraan kelahiran dan kematian yang terjadi berulang-ulang pada zaman Kali. Rahasia ini harus dijaga dan dilindungi. Cukup dengan mengucapkan Nama- Nama Suci Personalitas Tuhan Yang Maha Esa Yang Awal, Näräyapa, seseorang terbebas dari cengkeraman zaman Kali." 
 
Maharesi Närada kembali bertanya sebagai berikut.
"Nama suci manakah yang Anda maksudkan?" 
 
Selanjutnya Dewa Brahmä menjawab: 
enam belas kata maha mäantra Hare Krsna-Hare Krsna, Hare Krsna, Krsna Krspa, Hare Hare, Hare Räma Hare Räma, Räma Räma, Hare Hare secara khusus dimaksudkan untuk menghancurkan pengaruh-pengaruh buruk zaman Kali. Untuk menyelamatkan diri seseorang dari pencemaran Kali-yuga, sama sekali tidak ada cara lain yang lebih ampuh daripada mengucapkan maha mantra Hare Krsna. Setelah mencari ke seluruh literatur Veda, seseorang tidak akan dapat menemukan metode keagamaan untuk zaman saat ini yang lebih mulia daripada pengucapan maha-mäntra Hare Krsna. Mantra ini menghancurkan enam belas kala pada sang jiva, yang diawali dengan prana, yakni penutup berupa kebodohan. Dengan demikian Tuhan Yang Mahakuasa termanifestasi dihadapan sang jiva, sebagaimana halnya sinar matahari bersinar cemerlang setelah hilangnya awan-penutup. 
 
 Maharesi Närada kemudian bertanya: 
 "Wahai guru hamba yang mulia, adakah aturan yang diperlukan dalam meng-ucapkan mäha-mäntra ini?" 
 
Dewa Brahmā menjawab: 
"Sama sekali tidak ada aturan yang memberatkan dalam mengucapkan ke-enam belas Nama Suci Personalitas Tuhan Yang Maha Esa ini. Kapan dan di mana pun-setiap saat-apakah seseorang dalam keadaan suci atau tidak suci, ia dapat mengucapkannya. Dengan mengucapkan maha-mantra ini maka seseorang akan mencapai keadaan terbebas dari kelahiran dan kematian, yakni moksa yang disebut salokya: tinggal dalam satu planet bersama Tuhan Yang Maha Esa, samipya: tinggal sebagai sahabat karib Tuhan Yang Maha Esa, sarüpya: memperoleh bentuk serupa dengan Tuhan Yang Maha Esa, sayujya: menyatu dengan brahmajyoti-cahaya Tuhan Yang Maha Esa. Jika seseorang mengucapkan mantra yang berupa enam belas Nama Suci Tuhan ini, sampai sejumlah tiga setengah koti (35.000.000), maka dosa-dosa yang terjadi akibat dia membunuh brahmana, membunuh perwira, atau mencuri emas pun ter-bebaskan. Juga, dia terbebas dari dosa-dosa karena lalai atau menghina/berbuat salah terhadap para leluhur, para dewa, bahkan kepada Tuhan, serta kesalahan terhadap sesama manusia atau yang lainnya. Dosa-dosa akibat meninggalkan segala macam dharma atau kewajiban-kewajiban suci yang telah digariskan juga akan segera terhapuskan.


Demikianlah Upanisad suci ini. Segala pujian kepada Sri Hari, Sang Kebenaran Mutlak. Atas segala karunia-Nya semoga sembilan penjuru mata-angin damai adanya. Demikianlah berakhir Upanişad suci penghancur pengaruh buruk zaman Kali. Sekian dan terimakasih, salam rahayu ...............
I WAYAN AGUS NOVA SAPUTRA
I WAYAN AGUS NOVA SAPUTRA Saya adalah penulis blog alumni Mahasiswa Universitas Tadulako Palu Fakultas Hukum